Purbaya Yakin Ekonomi Akhir 2025 Tumbuh 5,5 Persen Didukung Prabowo

Senin, 03 November 2025 | 16:48:51 WIB
Purbaya Yakin Ekonomi Akhir 2025 Tumbuh 5,5 Persen Didukung Prabowo

JAKARTA - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa optimis bahwa pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal IV tahun 2025 akan mencapai minimal 5,5 persen.

Keyakinan tersebut disampaikan di hadapan anggota Komite IV DPD saat rapat kerja di Kompleks Parlemen Senayan. Menurut Purbaya, dukungan penuh dari Presiden Prabowo Subianto menjadi pendorong semangat bagi pemerintah dalam mewujudkan target ambisius tersebut.

“Target kita adalah triwulan ke IV ini ekonomi bisa tumbuh di atas 5,5%. Kata Pak Presiden kalau di atas 5,5%, saya dikasih hadiah, cuma enggak tahu hadiahnya apa. Kalau dikasih jalan-jalan, kita jalan-jalan Pak,” ujar Purbaya disambut tawa peserta rapat.

Ia menambahkan, dukungan dari Presiden menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menggenjot kinerja ekonomi nasional. 

Selain menargetkan pertumbuhan yang tinggi, pemerintah juga memastikan bahwa arah kebijakan fiskal dan moneter berjalan beriringan untuk menopang stabilitas ekonomi menjelang akhir tahun. Dengan komitmen dan kerja sama lintas sektor, Purbaya optimis momentum pemulihan ekonomi akan terus berlanjut.

Strategi Pemerintah Gunakan Instrumen Fiskal Secara Maksimal

Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi tersebut, Purbaya menjelaskan bahwa seluruh instrumen fiskal akan dimanfaatkan secara optimal. Salah satu langkah konkret adalah dengan menempatkan dana pemerintah sebesar Rp200 triliun di lima bank BUMN.

Langkah ini bertujuan menjaga likuiditas sistem keuangan dan memastikan tersalurnya pembiayaan ke sektor-sektor produktif. Purbaya menekankan, dana tersebut akan dimonitor secara ketat agar penggunaannya efektif dalam menggerakkan ekonomi.

Mantan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) itu menegaskan, jika dana yang beredar masih dirasa kurang, maka pemerintah siap menambah kembali penempatan dana tersebut. “Tahun depannya dorong lebih cepat lagi dan memastikan sektor riil memberi kontribusi lebih signifikan ke perekonomian,” katanya.

Kebijakan ini diharapkan menjadi katalis pertumbuhan, terutama bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang memerlukan akses pembiayaan lebih luas. Pemerintah juga berkomitmen untuk mempercepat realisasi belanja negara agar dapat memberikan efek langsung terhadap peningkatan konsumsi dan investasi.

Dukungan Fiskal Lewat Bansos dan Program Ekonomi

Selain penguatan likuiditas, pemerintah turut menyalurkan berbagai bantuan sosial tambahan (bansos) untuk menjaga daya beli masyarakat. 

Purbaya menyebutkan bahwa pemerintah menyiapkan bantuan langsung tunai sementara sebesar Rp900.000 selama tiga bulan, dengan target penerima sebanyak 35,05 juta keluarga di kelompok desil 1–4. Total anggaran yang dialokasikan mencapai Rp31,5 triliun.

“Orang pikir saya baik, [bukan], itu uang enggak kepakai, daripada enggak kepakai, kita bagi ke masyarakat aja supaya ekonominya jalan,” ujarnya.

Selain bansos, pemerintah juga memberikan diskon transportasi pada masa Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 dengan anggaran sekitar Rp180 miliar. Program ini diharapkan dapat mendorong mobilitas masyarakat sekaligus memperkuat sektor pariwisata dan konsumsi rumah tangga.

Tak hanya itu, pemerintah juga meluncurkan program magang bagi lulusan baru perguruan tinggi. 

Program tersebut menargetkan 100 ribu peserta dengan uang saku sesuai upah minimum kota/kabupaten, dan total anggaran yang disiapkan mencapai Rp1,37 triliun. Kebijakan ini menjadi bagian dari upaya jangka panjang untuk menyiapkan tenaga kerja muda yang siap bersaing di dunia industri.

Harapan Purbaya untuk Tahun Depan

Purbaya menegaskan bahwa fokus pemerintah ke depan tidak hanya mengejar pertumbuhan ekonomi semata, tetapi juga memastikan pemerataan manfaatnya di seluruh lapisan masyarakat. 

Ia berharap strategi fiskal dan kebijakan sosial yang dijalankan saat ini dapat menjadi fondasi bagi pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif pada tahun berikutnya.

Menurutnya, kolaborasi antar-lembaga serta dukungan dari dunia usaha menjadi faktor penting agar kebijakan yang telah dirancang dapat berjalan efektif. “Kita ingin memastikan sektor riil ikut bergerak, karena di situlah kontribusi paling nyata terhadap perekonomian,” katanya.

Ia juga menambahkan bahwa dukungan Presiden Prabowo yang menaruh perhatian besar terhadap perekonomian nasional menjadi penyemangat tersendiri bagi jajaran Kementerian Keuangan. 

Dengan koordinasi yang kuat antar-kementerian, pemerintah optimis mampu menjaga stabilitas fiskal dan mempertahankan laju pertumbuhan di tengah tantangan global.

Jika target pertumbuhan di atas 5,5 persen benar-benar tercapai pada kuartal IV/2025, maka capaian tersebut bukan hanya menjadi bukti keberhasilan kebijakan fiskal yang efektif, tetapi juga simbol optimisme baru bagi ekonomi Indonesia menuju tahun 2026.

Terkini