Peningkatan Produksi Beras Nasional Dukung Ketahanan Pangan Indonesia

Rabu, 05 November 2025 | 12:27:52 WIB
Peningkatan Produksi Beras Nasional Dukung Ketahanan Pangan Indonesia

JAKARTA - Pemerintah mencatat capaian luar biasa di sektor pertanian tahun 2025. 

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melaporkan bahwa produksi beras nasional meningkat signifikan sebesar 4,1 juta ton dibandingkan tahun sebelumnya, menandai capaian tertinggi dalam lima tahun terakhir. Angka tersebut menunjukkan efektivitas kebijakan pemerintah untuk menjaga ketahanan pangan dan kesejahteraan petani.

Dalam pertemuan dengan Presiden RI Prabowo Subianto, Amran menyampaikan bahwa berdasarkan data resmi Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras tahun 2025 mencapai 34,77 juta ton, naik 13,54 persen dari tahun sebelumnya. 

Lonjakan ini dipengaruhi oleh kenaikan luas panen yang hampir 13 persen, dengan potensi produksi padi mencapai 60,34 juta ton gabah kering giling. 

Peningkatan ini tidak hanya menegaskan posisi Indonesia menuju swasembada pangan, tetapi juga memperkuat stok nasional yang diproyeksikan menembus lebih dari 3 juta ton hingga akhir tahun, angka tertinggi dalam lima tahun terakhir.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menambahkan bahwa pertumbuhan produksi terjadi terutama pada subround pertama, Januari hingga April, yang mengalami peningkatan 26,54 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 

Kondisi ini menjadi tonggak penting bagi pemerintah dalam memastikan ketersediaan pangan bagi seluruh rakyat.

Strategi Peningkatan Produktivitas Pertanian

Mentan Amran menjelaskan berbagai langkah strategis yang ditempuh Kementerian Pertanian untuk mempertahankan dan meningkatkan produksi beras. Fokus utama mencakup penguatan irigasi, optimalisasi lahan, serta penerapan sistem intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian. 

Langkah-langkah ini diharapkan tidak hanya menjaga kesinambungan produksi, tetapi juga meningkatkan efisiensi penggunaan lahan dan air.

Selain itu, hilirisasi pertanian menjadi bagian integral dari strategi jangka panjang. Program ini diproyeksikan mampu menciptakan hingga 1,6 juta lapangan kerja baru dan memperkuat ekspor nonmigas yang sudah mencatat pertumbuhan 9,57 persen hingga September 2025. 

Upaya ini sejalan dengan visi pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah komoditas lokal dan memperkuat ketahanan ekonomi nasional melalui sektor pertanian.

Peningkatan produktivitas juga didukung oleh pengawasan kualitas benih, pupuk, dan teknik pengelolaan lahan modern. Langkah-langkah tersebut dipadukan dengan pelatihan intensif bagi petani sehingga mereka mampu memaksimalkan hasil panen sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan.

Stabilitas Harga dan Operasi Pasar

Seiring dengan kenaikan produksi, pemerintah memastikan harga beras tetap stabil di pasaran. Kementerian Pertanian bekerja sama dengan Bulog untuk menjalankan operasi pasar yang menargetkan harga beras di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET). 

Dua bulan terakhir, harga beras menunjukkan tren penurunan, namun pemerintah menegaskan bahwa operasi pasar akan terus dijalankan hingga seluruh wilayah tercapai kestabilan harga.

“Kami terus melanjutkan operasi pasar, memastikan harga di lapangan benar-benar stabil,” kata Amran. Strategi ini dirancang untuk melindungi daya beli masyarakat dan memastikan petani tetap mendapatkan harga yang adil. 

Dengan stok nasional yang kuat dan harga yang terkendali, pemerintah menegaskan kesiapan menghadapi kemungkinan fluktuasi pasar dan menjaga ketahanan pangan.

Selain operasi pasar, pemerintah juga mengatur distribusi beras secara merata ke seluruh daerah, termasuk wilayah rawan pangan. Sistem distribusi ini diintegrasikan dengan logistik nasional agar pasokan tetap lancar, mengurangi risiko kelangkaan, dan meminimalkan perbedaan harga antarwilayah.

Dampak Ekonomi dan Kedaulatan Pangan

Capaian produksi beras ini tidak hanya berdampak pada ketahanan pangan, tetapi juga memberi dorongan positif bagi perekonomian nasional. Lonjakan produksi beras meningkatkan peluang ekspor dan memperkuat posisi Indonesia dalam perdagangan pangan global. 

Hilirisasi pertanian dan peningkatan produktivitas beras turut membuka kesempatan lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan petani, dan memperkuat ekonomi pedesaan.

Menurut Amran, Presiden Prabowo memberikan perhatian besar terhadap kesejahteraan petani dan ketersediaan pangan. “Kami laporkan kepada Presiden bahwa kondisi stok dan produksi saat ini sangat kuat untuk menjaga stabilitas pangan,” ujarnya. 

Peningkatan produksi beras tahun 2025 juga menjadi bukti keberhasilan strategi pemerintah dalam menciptakan ketahanan pangan, sekaligus memastikan Indonesia tetap berada di jalur swasembada pangan yang berkelanjutan.

Dengan stok aman, harga terkendali, dan strategi peningkatan produktivitas yang matang, sektor pertanian nasional kini siap menghadapi tantangan tahun-tahun mendatang. 

Peningkatan kapasitas produksi, distribusi yang efisien, serta kebijakan harga yang adil memberikan fondasi kuat bagi Indonesia untuk terus menjaga kedaulatan pangan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis agrikultur.

Terkini