Akulaku

Pertumbuhan Pembiayaan Paylater Akulaku Didominasi Generasi Z dan Milenial

Pertumbuhan Pembiayaan Paylater Akulaku Didominasi Generasi Z dan Milenial
Pertumbuhan Pembiayaan Paylater Akulaku Didominasi Generasi Z dan Milenial

JAKARTA - Pembiayaan Buy Now Pay Later (BNPL) semakin menjadi pilihan favorit masyarakat Indonesia, khususnya kalangan muda. 

Berdasarkan catatan Otoritas Jasa Keuangan, sektor multifinance mengalami peningkatan pembiayaan BNPL sebesar hampir 80 persen secara tahunan hingga Agustus 2025, mencapai Rp9,97 triliun. 

Salah satu pelaku utama di industri ini, PT Akulaku Finance Indonesia, berhasil menorehkan pertumbuhan pembiayaan baru sebesar 46 persen secara tahunan hingga September 2025.

Menurut Direktur Keuangan Akulaku, Aan Setiawandi, mayoritas nasabah paylater berada pada segmen generasi Z dan milenial dengan rentang usia 25 hingga 45 tahun.

Konsumen di wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat menjadi pengguna utama, memanfaatkan layanan ini untuk membiayai kebutuhan sehari-hari. Pembiayaan baru paylater kini berkontribusi 89 persen terhadap total portofolio perusahaan, menandai dominasi produk ini dalam bisnis Akulaku.

Fenomena ini menunjukkan bahwa layanan BNPL bukan sekadar tren sesaat, melainkan solusi finansial yang adaptif terhadap perilaku konsumen muda yang digital savvy. Kesadaran konsumen terhadap kemudahan transaksi digital menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan layanan ini.

Transformasi Digital dan Peran Marketplace

Keberhasilan layanan paylater tidak lepas dari strategi digital yang diterapkan oleh Akulaku. Perusahaan terus memperluas kerja sama dengan marketplace dan merchant offline, sehingga layanan ini bisa diakses lebih luas dan lebih efisien. 

Kolaborasi ini membantu memperkuat ekosistem digital, menjadikan proses pembayaran lebih cepat dan nyaman, baik untuk konsumen maupun pelaku usaha.

Selain itu, digitalisasi memungkinkan Akulaku memanfaatkan data perilaku konsumen untuk meningkatkan akurasi kredit dan menekan risiko gagal bayar. 

Penggunaan teknologi juga memungkinkan pengawasan yang lebih cermat terhadap potensi over-indebtedness. Dengan demikian, pertumbuhan bisnis tetap stabil tanpa mengorbankan kualitas portofolio.

Menurut pengamat sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi, potensi pasar paylater masih sangat besar karena adopsi digital yang semakin masif.

Namun, dia menekankan risiko kredit yang mungkin muncul jika pengguna tidak difilter dengan baik, terutama segmen yang lebih tua atau kurang memahami mekanisme digital.

Risiko dan Tantangan Bisnis Paylater

Meskipun pertumbuhan pesat, risiko bisnis paylater tidak bisa diabaikan. Heru Sutadi menekankan bahwa risiko kredit macet bisa meningkat jika pengguna tidak diawasi. Misalnya, pada April 2025, tingkat gagal bayar sempat menyentuh 3,78 persen, yang sebagian besar berasal dari generasi baby boomers yang kurang terpantau.

Selain itu, jumlah pengguna yang terus bertambah lebih dari 29 juta memunculkan tantangan over-indebtedness. Tanpa mekanisme penyaringan yang ketat, risiko bubble kredit nasional menjadi nyata. Oleh karena itu, pengawasan berlapis terhadap calon nasabah menjadi kunci agar pertumbuhan tetap sehat dan portofolio terjaga.

Dalam konteks ini, perusahaan multifinance harus menyeimbangkan ekspansi dengan pengelolaan risiko yang baik. Akulaku menekankan pentingnya strategi mitigasi, termasuk edukasi nasabah, monitoring ketat, dan pengembangan sistem scoring yang canggih untuk menilai kemampuan bayar calon pengguna.

Prospek dan Peluang Jangka Panjang

Prospek bisnis paylater masih terbuka luas, seiring adopsi layanan digital yang meningkat. Kemudahan akses, proses cepat, dan integrasi dengan e-commerce maupun merchant offline membuat layanan ini relevan bagi kebutuhan generasi muda. 

Layanan BNPL juga mendukung inklusi keuangan, karena memberikan alternatif pembiayaan yang fleksibel tanpa harus mengandalkan kredit tradisional.

Akulaku terus berinovasi untuk memperluas jangkauan layanan dan meningkatkan efisiensi operasional. Perusahaan menekankan pentingnya keseimbangan antara pertumbuhan volume pembiayaan dan kualitas portofolio. Dengan strategi ini, bisnis paylater tidak hanya menguntungkan, tetapi juga berkelanjutan dan aman.

Pertumbuhan paylater menunjukkan bahwa masyarakat semakin nyaman dengan ekosistem finansial digital. 

Hal ini membuka peluang bagi perusahaan lain untuk mengembangkan produk sejenis dengan prinsip serupa: cepat, mudah, aman, dan relevan dengan kebutuhan konsumen. Tren ini sekaligus memperkuat literasi finansial masyarakat, terutama generasi muda, sehingga penggunaan kredit menjadi lebih bijaksana dan terukur.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index