JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus memperluas perannya dalam pemberdayaan ekonomi umat melalui pembiayaan berbasis prinsip syariah.
Salah satu langkah strategisnya adalah menghadirkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) Super Mikro, sebuah inisiatif yang difokuskan untuk membantu pelaku usaha kecil agar dapat mengembangkan usahanya secara berkelanjutan.
Dengan plafon hingga Rp10 juta, program ini memberikan kesempatan bagi masyarakat yang baru merintis usaha untuk mendapatkan akses modal yang sesuai syariah, cepat, dan mudah.
Program ini dihadirkan bukan semata untuk memperluas portofolio pembiayaan, tetapi juga sebagai upaya konkret BSI dalam mendorong pemerataan ekonomi berbasis keadilan.
Melalui pembiayaan ini, BSI berkomitmen menghadirkan solusi keuangan yang tidak hanya memperhatikan aspek bisnis, tetapi juga nilai keberkahan bagi para pelaku usaha mikro di berbagai daerah.
Pembiayaan Sesuai Syariah untuk Usaha Produktif
KUR Super Mikro BSI dirancang agar pelaku usaha kecil dapat memperoleh modal tanpa khawatir melanggar prinsip keuangan Islam. BSI menerapkan akad Murabahah (jual beli) dan Ijarah (sewa) dalam setiap transaksi, memastikan seluruh proses berlangsung transparan dan bebas dari unsur riba.
Hal ini menjadi nilai tambah bagi pelaku usaha yang ingin mengembangkan bisnisnya dengan landasan etika syariah yang kuat.
Senior Vice President BSI, Fera Agustina, menegaskan pentingnya layanan yang sederhana namun berdampak luas bagi masyarakat. “BSI memahami kebutuhan pelaku usaha mikro akan kecepatan dan efisiensi. Proses aplikasi dirancang agar sederhana dan cepat,” ujarnya.
Keunggulan lain dari program ini adalah tidak adanya biaya provisi. Hal ini menjadi salah satu bentuk komitmen BSI dalam membantu pelaku usaha mikro mengurangi beban awal pembiayaan, sekaligus menumbuhkan semangat berwirausaha.
Melalui kemudahan ini, BSI berharap lebih banyak pengusaha kecil bisa memanfaatkan layanan keuangan yang sesuai syariah tanpa hambatan administrasi yang rumit.
Persyaratan Ringan dan Proses yang Ramah Nasabah
KUR Super Mikro BSI menyasar individu yang memiliki usaha produktif dan layak dibiayai. Program ini terbuka bagi mereka yang telah menjalankan usahanya secara aktif minimal enam bulan.
BSI ingin memastikan pembiayaan diberikan kepada pelaku usaha yang memang memiliki potensi berkembang, sekaligus menjaga kesinambungan penggunaan dana.
Persyaratan yang diberikan juga relatif mudah. Pemohon cukup menyiapkan dokumen dasar seperti KTP, Kartu Keluarga, dan Surat Izin Usaha. Program ini juga dapat diajukan oleh nasabah yang belum pernah menerima pembiayaan modal kerja atau investasi komersial.
Namun, mereka masih bisa mengaksesnya apabila sebelumnya hanya memiliki pembiayaan konsumtif, ultra mikro, atau dari platform fintech peer-to-peer lending.
Menariknya, BSI juga memberi kelonggaran bagi pelaku usaha yang memiliki pinjaman lain seperti KPR, KKB roda dua produktif, pembiayaan dengan jaminan SK pensiun, kartu kredit, hingga pembiayaan konsumsi rumah tangga. Selama nasabah memiliki riwayat pembayaran lancar, maka mereka tetap berhak mengajukan program ini.
Pendekatan yang inklusif ini menunjukkan bahwa BSI tidak hanya fokus pada aspek perbankan semata, tetapi juga memahami dinamika nyata pelaku usaha kecil yang sering kali menghadapi kendala administratif dan akses modal.
Plafon, Margin, dan Skema Angsuran yang Fleksibel
Dari sisi pembiayaan, KUR Super Mikro BSI menawarkan plafon mulai dari Rp1 juta hingga Rp10 juta dengan margin setara 6 persen per tahun. Jangka waktu atau tenor maksimal adalah 36 bulan, yang memungkinkan pelaku usaha mengatur keuangannya dengan lebih leluasa.
Untuk memberikan keleluasaan, BSI juga menyediakan tiga pilihan pola angsuran yang disesuaikan dengan karakteristik sektor usaha. Pertama, pola reguler, di mana pembayaran dilakukan setiap bulan secara tetap dan cocok untuk usaha dengan pendapatan stabil.
Kedua, pola periodic, yaitu pembayaran dilakukan setiap beberapa bulan sesuai siklus pendapatan usaha. Pola ini banyak dimanfaatkan oleh pelaku usaha di bidang pertanian, perikanan, dan peternakan.
Ketiga, pola YARNEN (bayar sekali lunas), yang diperuntukkan bagi usaha dengan pola panen atau hasil jual yang musiman, di mana pembayaran dilakukan secara penuh di akhir masa pembiayaan.
Skema pembayaran yang fleksibel ini menjadi salah satu faktor penting yang membedakan BSI dari lembaga keuangan lain. Dengan memberikan pilihan yang beragam, nasabah dapat menyesuaikan pembiayaannya dengan ritme pendapatan dan kemampuan finansial masing-masing.
Mendorong Kemandirian dan Pertumbuhan UMKM Syariah
Melalui program KUR Super Mikro, BSI ingin memastikan bahwa pelaku usaha mikro tidak hanya mendapat akses permodalan, tetapi juga dorongan untuk berkembang secara berkelanjutan.
Kehadiran produk ini diharapkan bisa mempercepat pertumbuhan usaha kecil di berbagai wilayah, terutama di sektor-sektor produktif seperti perdagangan, pertanian, dan jasa.
Selain memberikan pembiayaan, BSI juga berperan dalam memberikan edukasi keuangan syariah agar para pelaku usaha memahami pentingnya pengelolaan dana sesuai prinsip Islam.
Pendekatan ini diharapkan mampu membentuk ekosistem usaha mikro yang sehat, berdaya saing, dan bebas dari praktik keuangan yang tidak sesuai syariah.
Dengan dukungan pembiayaan yang terarah, sistem transparan, dan proses mudah, BSI optimistis KUR Super Mikro akan menjadi solusi strategis untuk memperluas jangkauan ekonomi syariah.
Langkah ini sekaligus memperkuat peran BSI sebagai motor penggerak ekonomi rakyat, di mana setiap pelaku usaha memiliki peluang yang sama untuk tumbuh tanpa melanggar prinsip keadilan dan keberlanjutan.
BSI percaya bahwa pemberdayaan ekonomi umat tidak hanya bergantung pada besarnya modal, tetapi juga pada sistem yang mendukung pertumbuhan usaha secara etis dan berkelanjutan.
Dengan kehadiran KUR Super Mikro Syariah, BSI menegaskan komitmennya untuk terus hadir di tengah masyarakat sebagai mitra yang mendukung kemajuan UMKM berbasis nilai-nilai Islam.
