JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) kembali memberikan peluang bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk mengembangkan usaha mereka melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Program ini menyediakan plafon pinjaman mulai dari Rp3 juta hingga Rp500 juta dengan tenor fleksibel antara 12 hingga 60 bulan.
KUR BRI dikenal sebagai solusi modal usaha dengan suku bunga rendah dan cicilan yang terjangkau, sehingga mendorong UMKM agar dapat tumbuh secara produktif. BRI menekankan bahwa program ini tidak hanya membantu memperkuat daya saing usaha lokal, tetapi juga menumbuhkan ekonomi berbasis komunitas.
Tidak hanya terbatas pada usaha tradisional, program KUR BRI kini dapat diakses oleh berbagai sektor usaha, termasuk perdagangan, jasa, dan industri kreatif. Dengan dukungan modal ini, UMKM memiliki kesempatan meningkatkan kapasitas produksi, memperluas pasar, dan menambah lapangan kerja di wilayah masing-masing.
Jenis KUR dan Syarat Pengajuan
BRI menyediakan beberapa jenis KUR untuk memenuhi kebutuhan berbeda dari para pelaku usaha:
KUR Mikro: Pinjaman hingga Rp50 juta tanpa jaminan tambahan, cocok untuk usaha baru dan kecil.
KUR Kecil: Pinjaman mulai Rp50 juta hingga Rp500 juta dengan agunan tambahan, ditujukan untuk usaha yang telah berjalan dan membutuhkan modal lebih besar.
KUR TKI: Pinjaman khusus bagi calon Tenaga Kerja Indonesia untuk biaya keberangkatan dan administrasi.
Syarat pengajuan KUR BRI cukup jelas dan memudahkan calon debitur: Warga Negara Indonesia (WNI) minimal berusia 21 tahun atau sudah menikah, memiliki usaha produktif minimal berjalan 6 bulan, dan tidak sedang menerima kredit produktif dari bank lain.
Dokumen yang diperlukan antara lain KTP, Kartu Keluarga, serta Surat Keterangan Usaha (SKU) atau Nomor Induk Berusaha (NIB). Untuk pinjaman di atas Rp50 juta, NPWP juga wajib disertakan.
Kehadiran KUR BRI di tengah tantangan ekonomi global menunjukkan komitmen bank pelat merah ini untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, sekaligus menegaskan peran BRI sebagai motor penggerak UMKM nasional.
Cara Pengajuan KUR BRI
BRI mempermudah proses pengajuan KUR melalui dua jalur: online dan offline.
Via BRImo: Nasabah cukup login ke aplikasi BRImo, pilih menu Pinjaman BRI, klik Ajukan Pinjaman, isi formulir, unggah dokumen, dan kirim. Status pengajuan dapat dipantau melalui menu Tracking dengan nomor referensi yang diberikan.
Melalui kantor cabang: Calon debitur dapat datang langsung ke cabang BRI terdekat, membawa dokumen lengkap, mengisi formulir, dan menjalani survei usaha yang dilakukan pihak bank.
Kedua jalur ini dirancang agar nasabah lebih fleksibel dalam memilih metode pengajuan, menyesuaikan dengan kemampuan digital dan kenyamanan masing-masing.
Pendekatan ini juga memastikan transparansi proses dan kecepatan pencairan dana, sehingga UMKM dapat langsung menggunakan modal untuk mengembangkan usaha mereka.
Dampak Positif KUR BRI bagi Ekonomi Lokal
Pemberian KUR BRI tidak hanya berdampak pada pertumbuhan usaha individu, tetapi juga memberikan efek positif bagi ekonomi daerah. Dengan tambahan modal, UMKM dapat meningkatkan kapasitas produksi, memperluas pasar, dan menciptakan lapangan kerja.
Misalnya, usaha dagang kecil bisa menambah stok barang, sektor kuliner dapat membuka cabang baru, dan pengrajin lokal dapat memperluas distribusi produk.
Selain itu, KUR BRI membantu mendorong formalitas usaha karena debitur diwajibkan memiliki dokumen legalitas seperti NIB atau SKU. Hal ini mendukung integrasi UMKM ke ekosistem ekonomi nasional yang lebih besar, termasuk kemudahan akses ke pasar digital dan pembiayaan lanjutan.
Program ini juga selaras dengan upaya pemerintah menjaga stabilitas ekonomi melalui peningkatan kapasitas UMKM sebagai penyangga ekonomi nasional. Dengan cicilan ringan dan suku bunga rendah, UMKM tetap bisa berkembang tanpa beban finansial yang memberatkan.
Dengan semua kemudahan tersebut, KUR BRI menjadi sarana penting bagi pengusaha lokal untuk tumbuh secara berkelanjutan, sekaligus mendorong ketahanan ekonomi nasional.
Nasabah yang berhasil mengakses KUR dapat memanfaatkan dana tersebut untuk modal kerja, pembelian bahan baku, atau investasi pengembangan usaha, sehingga memberikan dampak positif berkelanjutan bagi masyarakat luas.