Rupiah Bergerak Fluktuatif di Tengah Dolar AS yang Masih Terapresiasi

Selasa, 21 Oktober 2025 | 16:28:07 WIB
Rupiah Bergerak Fluktuatif di Tengah Dolar AS yang Masih Terapresiasi

JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan awal pekan menunjukkan fluktuasi yang signifikan, meski cenderung menguat tipis pada penutupan sebelumnya. 

Rupiah ditutup pada level Rp16.575 per dolar AS, seiring indeks dolar AS menguat ke posisi 98,50. Penguatan ini didorong oleh meredanya kekhawatiran investor terkait perang dagang antara Amerika Serikat dan China, yang sebelumnya menjadi faktor utama volatilitas mata uang.

Presiden AS menyatakan keraguannya terhadap keberlanjutan tarif tinggi terhadap China, sekaligus menegaskan perundingan mendatang tetap akan berjalan. Pernyataan ini memberikan optimisme bagi pasar global, termasuk rupiah, karena menunjukkan adanya potensi stabilitas hubungan dagang kedua negara besar.

Selain itu, pergerakan mata uang juga dipengaruhi sentimen internal yang berfokus pada kebijakan pemerintah dan perkembangan ekonomi domestik. Stabilitas rupiah menjadi penting bagi pelaku pasar dan bisnis yang rutin melakukan transaksi dalam dolar AS, terutama sektor perdagangan dan ekspor-impor.

Dampak Kebijakan Moneter The Fed

Pergerakan rupiah juga tidak lepas dari pengaruh kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed). Beberapa pejabat The Fed menyampaikan pandangan berbeda terkait suku bunga, di mana beberapa pihak mendukung penurunan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, sementara yang lain menekankan pencapaian target inflasi.

Ketidakpastian arah kebijakan The Fed menimbulkan volatilitas pada dolar AS, yang secara tidak langsung memengaruhi nilai tukar rupiah. Investor global tetap waspada terhadap pernyataan pejabat The Fed, karena setiap sinyal penurunan atau kenaikan suku bunga dapat berdampak signifikan pada aliran modal dan pergerakan mata uang.

Dengan kondisi ini, rupiah diproyeksikan akan bergerak fluktuatif, namun masih menunjukkan daya tahan terhadap tekanan eksternal. Hal ini menandakan bahwa fundamental ekonomi domestik masih mampu menjaga stabilitas nilai tukar, meskipun terdapat faktor global yang menimbulkan volatilitas jangka pendek.

Sentimen Domestik dan Stimulus Ekonomi

Di sisi domestik, pergerakan rupiah juga dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah terkait stimulus ekonomi. Pemerintah mengumumkan tambahan anggaran untuk program Bantuan Langsung Tunai Kesejahteraan Rakyat (BLT Kesra), senilai Rp30 triliun, yang akan diberikan kepada jutaan keluarga.

Meskipun BLT memberikan dorongan konsumsi secara langsung, para pengamat menilai efeknya terhadap pertumbuhan ekonomi jangka panjang masih terbatas.

Stimulus berbasis konsumsi memberikan dampak jangka pendek, sementara untuk memperkuat ekonomi secara berkelanjutan, diperlukan kebijakan yang mendorong ekspor, investasi, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Kebijakan stimulus ini tetap memberikan sentimen positif bagi pasar, karena meningkatkan likuiditas domestik dan daya beli masyarakat, yang berkontribusi pada aktivitas ekonomi serta mendukung stabilitas rupiah terhadap dolar AS.

Proyeksi Nilai Tukar Rupiah Hari Ini

Melihat kondisi global dan domestik, nilai tukar rupiah diperkirakan akan bergerak fluktuatif namun cenderung melemah tipis pada kisaran Rp16.570 hingga Rp16.600 per dolar AS. 

Faktor eksternal, seperti kebijakan perdagangan AS-China dan pernyataan pejabat The Fed, tetap menjadi pemicu volatilitas utama, sementara faktor domestik memberikan penyangga terhadap pergerakan tajam.

Pelaku pasar diprediksi akan terus memantau perkembangan global dan keputusan pemerintah, untuk menentukan strategi transaksi valuta asing. 

Dengan informasi yang tersedia, konsumen dan pelaku bisnis dapat menyesuaikan kebutuhan likuiditas dan investasi, serta memanfaatkan momentum penguatan atau pelemahan rupiah untuk strategi keuangan jangka pendek maupun menengah.

Secara keseluruhan, pergerakan rupiah yang fluktuatif mencerminkan interaksi kompleks antara sentimen global dan kebijakan domestik, namun fundamental ekonomi Indonesia mampu menjaga stabilitas di tengah dinamika pasar yang berubah cepat.

Terkini