Pemulihan Harga Batu Bara Terjadi Pasca Penurunan Lima Hari Berturut

Selasa, 16 September 2025 | 10:48:56 WIB
Pemulihan Harga Batu Bara Terjadi Pasca Penurunan Lima Hari Berturut

JAKARTA - Harga batu bara kembali menguat setelah mengalami penurunan berturut-turut selama lima hari. Pada perdagangan kemarin, harga batu bara untuk kontrak pengiriman bulan mendatang tercatat naik menjadi US$ 101,5 per ton, meningkat 0,79% dibandingkan harga sebelumnya. Kenaikan ini menjadi sinyal bahwa batu bara mulai menunjukkan tren pemulihan setelah mengalami tekanan dalam beberapa hari terakhir.

Meskipun harga berhasil bangkit, jika ditinjau dari kinerja sebulan terakhir, batu bara masih mencatat pelemahan 8,56% secara point-to-point. Pelemahan tersebut dipengaruhi oleh sejumlah faktor, terutama permintaan yang melemah dari konsumen utama, termasuk China sebagai konsumen terbesar di dunia.

Faktor Penghambat Laju Harga

Permintaan yang lemah di China menjadi salah satu penyebab utama tekanan harga batu bara. Data produksi industrial di China pada bulan Agustus menunjukkan pertumbuhan 5,2% year-on-year (yoy), laju pertumbuhan paling lemah sejak Agustus tahun sebelumnya. Penjualan ritel juga melambat menjadi 3,4% yoy dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 3,7% yoy.

Selain itu, investasi tetap sepanjang Januari hingga Agustus mengalami penurunan 0,5% dibandingkan periode sama tahun lalu. Angka ini menjadi yang terlemah sejak masa pandemi Covid-19. Penurunan aktivitas ekonomi tersebut turut menekan permintaan energi, termasuk batu bara, sehingga memengaruhi harga global.

Analisis Teknikal Harga Batu Bara

Dari perspektif teknikal, harga batu bara masih berada dalam zona bearish meski menunjukkan tanda pemulihan. Indikator Relative Strength Index (RSI) tercatat sebesar 21, menunjukkan posisi oversold atau jenuh jual. Stochastic RSI yang berada di angka 17 juga memperkuat indikasi bahwa batu bara mengalami tekanan penjualan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir.

Kondisi oversold ini biasanya menjadi sinyal potensi rebound harga. Secara teknikal, target resisten terdekat berada di level US$ 105 per ton, sesuai Moving Average (MA) 10. Jika harga berhasil menembus level ini, MA-20 di US$ 108 per ton bisa menjadi target kenaikan berikutnya.

Sementara itu, target support atau batas bawah harga tercatat di US$ 96 per ton. Penembusan di bawah level ini bisa membuka potensi penurunan lebih lanjut menuju US$ 93 per ton. Dengan demikian, pergerakan harga batu bara masih akan dipengaruhi oleh dinamika permintaan global dan faktor teknikal jangka pendek.

Pergerakan Pasar dan Respons Industri

Kenaikan harga batu bara ini disambut positif oleh pelaku industri, termasuk PT Bukit Asam yang mengoperasikan tambang terbuka di Tanjung Enim, Sumatra Selatan. Aktivitas pemindahan batu bara menggunakan ban berjalan di tambang menunjukkan kesiapan industri untuk menyesuaikan pasokan dengan permintaan yang mulai membaik.

Industri batubara kini lebih berhati-hati dalam mengelola pasokan agar tidak menimbulkan volatilitas harga yang berlebihan. Produsen juga memperhatikan kondisi pasar internasional, terutama dari China dan negara konsumen besar lainnya, untuk memprediksi tren harga jangka pendek hingga menengah.

Proyeksi Harga dan Peluang Pemulihan

Berdasarkan analisis, harga batu bara masih memiliki peluang untuk naik dalam beberapa hari ke depan, terutama jika tekanan oversold mulai mereda. Investor dan pelaku pasar kini menantikan konfirmasi penguatan harga di atas target resisten pertama.

Faktor fundamental, seperti permintaan global dan produksi industrial, akan menentukan seberapa kuat harga batu bara dapat bertahan di level saat ini. Jika permintaan mulai membaik, terutama dari konsumen besar seperti China, peluang kenaikan harga lebih besar. Sebaliknya, jika permintaan tetap lemah, harga berpotensi kembali terkoreksi.

Kenaikan harga batu bara kemarin menjadi tanda awal kebangkitan setelah lima hari berturut-turut mengalami penurunan. Meskipun tekanan jangka panjang masih ada, kondisi oversold memberi peluang untuk rebound dalam waktu dekat. Produsen dan investor perlu memperhatikan dinamika pasar global dan analisis teknikal untuk memanfaatkan momentum pemulihan.

Kesiapan industri dalam menyesuaikan pasokan, dikombinasikan dengan potensi peningkatan permintaan, menjadi faktor kunci bagi harga batu bara untuk kembali menguat. Dengan strategi pengelolaan yang tepat, kenaikan harga ini dapat memberikan dampak positif bagi pelaku industri dan stabilitas pasar komoditas global.

Terkini

Cegah Masalah Gigi, Kemenkes Tingkatkan Kesadaran Publik

Selasa, 16 September 2025 | 15:49:54 WIB

Poco M7 Plus RAM 4GB Hadir Dengan Fitur Lengkap Performa Gacor

Selasa, 16 September 2025 | 15:49:52 WIB

Motorola Moto Pad 60 Series Hadir Dengan Fitur Premium

Selasa, 16 September 2025 | 15:49:49 WIB

5 Wisata Petualangan Susur Sungai Yogyakarta Nikmati Alam

Selasa, 16 September 2025 | 15:49:47 WIB