JAKARTA - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) menegaskan perannya sebagai pilar utama dalam mendukung transisi energi Indonesia.
Perusahaan terus memperluas pengelolaan panas bumi untuk memperkuat kedaulatan energi nasional sekaligus menyediakan energi bersih yang berkelanjutan bagi masyarakat.
Direktur Utama PGEO, Julfi Hadi, menyatakan bahwa arah kebijakan pemerintah terkait kemandirian energi menjadi motivasi untuk memaksimalkan potensi panas bumi Indonesia.
“PGE adalah tulang punggung transisi energi Indonesia. Dengan potensi panas bumi mencapai 24 gigawatt atau sekitar 40 persen dari cadangan dunia, kami memiliki mandat besar untuk mengubah potensi ini menjadi kekuatan nyata bangsa. Melalui pengelolaan yang bertanggung jawab, kami ingin memastikan energi bersih menjadi fondasi kedaulatan dan masa depan hijau Indonesia,” ujar Julfi.
Selama setahun terakhir, PGEO berhasil mengoperasikan PLTP Lumut Balai Unit 2 (55 MW) di Sumatera Selatan, sekaligus memulai pembangunan PLTP Gunung Tiga (55 MW) di Lampung.
Proyek ini akan memperkuat sistem kelistrikan Sumatera dan mendukung target PGEO mencapai kapasitas 1 GW dalam 2–3 tahun ke depan, serta 1,8 GW pada 2033.
Inovasi Hijau dan Pemberdayaan Masyarakat
PGEO terus mendorong inovasi energi hijau melalui proyek Green Hydrogen di Ulubelu. Proyek ini mencakup rantai nilai mulai dari produksi, distribusi, hingga pemanfaatan hidrogen hijau sebagai langkah awal menuju industri rendah karbon dan target Net Zero Emission 2060.
Di bidang sosial dan lingkungan, PGEO menunjukkan komitmen kuat pada prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). Perusahaan masuk dalam daftar Top 50 ESG Global versi Sustainalytics dengan skor risiko 7,1 dan tingkat risiko yang dapat diabaikan.
PGEO juga telah meraih 18 penghargaan PROPER Emas, termasuk 14 kali berturut-turut oleh Area Kamojang, rekor tertinggi di sektor panas bumi Indonesia.
Selain itu, PGEO mendorong pemberdayaan masyarakat melalui pemanfaatan langsung panas bumi (Direct Use Geothermal). Program ini mencakup pengeringan kopi dengan inovasi Geothermal Dry House, budidaya melon geothermal, hingga pupuk Geo-fert yang dikeringkan oleh uap panas bumi.
Inisiatif ini tidak hanya menumbuhkan ekonomi lokal tetapi juga memperkuat peran masyarakat dalam ekosistem transisi energi berkelanjutan.
Target Produksi Listrik 4.930 GWh pada 2025
PGEO menargetkan produksi listrik 2025 mencapai sekitar 4.930 GWh, meningkat dari rekor tertinggi sebelumnya 4.800 GWh. Direktur Keuangan PGEO, Yurizki Rio, menekankan pentingnya menjaga margin operasi sekaligus meningkatkan kapasitas pembangkit.
PLTP Lumut Balai Unit 2 ditargetkan memasuki tahap Commissioning Operation Date (COD) pada Juni 2025 dengan kapasitas 55 MW.
Pada 2024, PGEO mencatat produksi listrik tertinggi sepanjang sejarah, didukung oleh kinerja operasional yang meningkat di beberapa wilayah kerja panas bumi. Area Kamojang naik 5,36% YoY, Lahendong 0,40% YoY, dan Lumut Balai 2,72% YoY.
Total produksi mencapai 4.827,22 GWh, meningkat 1,96% dibandingkan tahun sebelumnya, mencerminkan stabilitas dan efisiensi operasional.
Peningkatan kapasitas ini tidak hanya menambah suplai listrik nasional tetapi juga mendukung pemerintah dalam mencapai target transisi energi bersih. PGEO menunjukkan bahwa panas bumi dapat menjadi andalan energi masa depan dengan kapasitas yang terus berkembang dan pemanfaatan teknologi yang inovatif.
Kinerja Keuangan yang Tetap Solid
Dari sisi finansial, PGEO berhasil mempertahankan profitabilitas yang sehat meski menghadapi tantangan industri dan dinamika ekonomi global. Pendapatan 2024 tercatat USD 407,12 juta, meningkat dari USD 406,29 juta pada tahun sebelumnya.
Laba bersih mencapai USD 160,30 juta, sedikit menurun dari USD 163,57 juta sebelumnya, namun perusahaan tetap menjaga kas operasional yang kuat dan efisiensi pengelolaan biaya.
Kinerja keuangan ini menunjukkan ketahanan bisnis PGEO serta kemampuan perusahaan dalam mendukung transisi energi nasional. Dengan proyek-proyek strategis, inovasi hijau, dan kapasitas pembangkit yang terus diperluas, PGEO membuktikan dirinya sebagai pemimpin energi bersih di Indonesia.
Perusahaan terus mendorong pemanfaatan panas bumi untuk listrik, industri, dan pemberdayaan masyarakat, sejalan dengan visi energi hijau dan masa depan berkelanjutan Indonesia.