JAKARTA - Timnas Indonesia akan menghadapi ujian penting pada fase keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026. Dua laga awal mempertemukan Skuad Garuda dengan Arab Saudi dan Irak. Tantangan terbesarnya bukan hanya kualitas lawan, melainkan keterbatasan waktu persiapan. FIFA Matchday baru dibuka sehari sebelum pertandingan pertama, membuat banyak pemain yang membela klub di luar negeri baru bisa bergabung di kamp latihan sangat mepet.
Kondisi ini membuat tim pelatih harus berpikir keras untuk memaksimalkan sisa waktu yang ada. Klub-klub masih memiliki hak untuk menahan pemain hingga satu hari sebelum jendela resmi dibuka, sehingga beberapa nama diperkirakan baru tiba pada H-1 pertandingan. Hal ini berpotensi memengaruhi kebugaran, konsentrasi, dan kesiapan taktik.
Pemain Diaspora Bergabung Melewati Jadwal Ideal
Dari 23 pemain yang berkarier di luar negeri, tercatat ada tiga nama yang hampir pasti terlambat bergabung, yakni Kevin Diks, Calvin Verdonk, dan Dean James. Ketiganya masih memiliki jadwal kompetisi hingga sehari sebelum FIFA Matchday dimulai. Kehadiran mereka baru dapat dipastikan pada H-1 laga, membuat waktu adaptasi menjadi sangat singkat.
Khusus Verdonk, jadwalnya terbilang padat karena harus tampil menghadapi PSG dan AS Roma dalam sepekan sebelum berangkat. Hal ini jelas menguras tenaga. Perjalanan lintas negara yang dilakoni para pemain diaspora membuat tingkat kelelahan semakin tinggi. Rotasi iklim dan zona waktu juga menjadi faktor yang tak bisa diabaikan.
Keuntungan Persiapan Lawan
Di sisi lain, lawan-lawan Indonesia memiliki waktu persiapan yang lebih baik. Arab Saudi bisa memulai pemusatan latihan lebih awal dan tidak perlu bepergian karena berstatus tuan rumah. Irak pun sudah menjadwalkan kedatangan lima hari sebelum laga. Kondisi ini tentu menjadi keuntungan bagi mereka, karena memungkinkan adaptasi lapangan dan cuaca lebih optimal.
Pemain-pemain yang berlaga di Liga 1 juga baru bisa dilepas setelah kompetisi domestik berhenti. Klub seperti Persib Bandung, yang menyumbangkan empat pemain ke Timnas, baru bertanding sehari sebelum jendela internasional. Sementara pemain lain seperti Rizky Ridho, Jordi Amat, dan Yakob Sayuri juga masih harus tampil pada awal Oktober, sehingga waktu recovery mereka menjadi minim.
Strategi Taktis Menghadapi Waktu Singkat
Meski situasi tidak ideal, tim pelatih telah menyiapkan formula terbaik. Ketika masih ditangani Shin Tae Yong, strategi pragmatis kerap digunakan dengan fokus pada pertahanan dan serangan balik cepat. Kini di bawah Patrick Kluivert, pola permainan lebih menonjolkan penguasaan bola dan pressing agresif. Tantangannya adalah memastikan para pemain dapat langsung menyesuaikan diri dengan skema ini walaupun waktu latihan singkat.
Kemungkinan Kluivert harus memadukan strategi dominan dengan fleksibilitas gaya bertahan, terutama jika kondisi fisik pemain tidak 100 persen. Serangan balik, lemparan jauh Pratama Arhan, dan eksekusi tembakan jarak jauh bisa menjadi senjata andalan. Dengan kreativitas dan disiplin taktik, peluang mencuri poin tetap terbuka.
Harapan Besar dari Skuad Garuda
Situasi padat ini diharapkan tidak mengendurkan semangat bertanding. Pemain diaspora yang baru bergabung di H-1 tetap diharapkan memberi kontribusi maksimal. Semangat kolektivitas dan motivasi tinggi menjadi modal penting untuk menghadapi Arab Saudi dan Irak yang lebih siap secara fisik.
Laga ini juga akan menjadi ujian bagi pelatih Kluivert untuk membuktikan kualitasnya meramu strategi dalam kondisi darurat waktu. Jika mampu mengamankan poin di dua laga awal, peluang Indonesia lolos ke babak selanjutnya akan semakin besar.
Daftar Pemain Diaspora Menjelang Kualifikasi
1.Emil Audero – Inter Milan
2.Martin Paes – FC Dallas
3.Kevin Diks – Borussia Monchengladbach
4.Jay Idzes – SC Verona
5.Sandy Walsh – Buriram United
6.Shayne Pattynama – Buriram United
7.Calvin Verdonk – LOSC Lille
8.Dean James – Go Ahead Eagles
9.Marselino Ferdinan – Michalovce
10.Joey Pelupessy – RFC Seraing
11.Nathan Tjoe-A-On – Willem II
12.Ramadhan Sananta – Melaka FC
13.Mauro Zijlstra – Fortuna Sittard
14.Miliano Jonathans – Feyenoord
15.Ivar Jenner – Feyenoord
16.Adrian Wibowo – Los Angeles FC
17.Justin Hubner – Fortuna Sittard
18.Ragnar Oratmangoen – Genk
19.Ole Romeny – Watford
20.Mess Hilgers – FC Twente
21.Pratama Arhan – Bangkok United
22.Asnawi Mangkualam – Port FC
Dengan kombinasi pemain muda dan berpengalaman, skuad Garuda memiliki kekuatan yang kompetitif. Kunci sukses terletak pada koordinasi cepat antara pemain, adaptasi strategi yang fleksibel, serta dukungan penuh dari publik Tanah Air.