Barantin

Barantin Perkuat Pengawasan Komoditas Impor Demi Ketahanan Hayati Nasional

Barantin Perkuat Pengawasan Komoditas Impor Demi Ketahanan Hayati Nasional
Barantin Perkuat Pengawasan Komoditas Impor Demi Ketahanan Hayati Nasional

JAKARTA - Badan Karantina Indonesia (Barantin) meningkatkan pengawasan terhadap komoditas impor guna memastikan seluruh produk hewan, ikan, dan tumbuhan yang masuk ke wilayah Indonesia aman dan bebas dari bakteri berbahaya. 

Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari upaya memperkuat sistem pertahanan hayati nasional serta mendukung efisiensi logistik.

Direktur Tindakan Karantina Tumbuhan Barantin, Abdul Rahman, menyampaikan bahwa pengawasan ketat ini tidak hanya bertujuan melindungi sumber daya hayati, tetapi juga mempercepat proses pemeriksaan di pelabuhan dan bandara. 

“Upaya ini dilakukan agar proses clearance di tempat pemasukan menjadi lebih cepat, sekaligus menekan waktu tunggu atau dwelling time dan biaya logistik menjadi lebih efisien,” ujarnya.

Kebijakan tersebut selaras dengan arahan Presiden Prabowo Subianto dalam Astacita Nasional, yang menekankan pentingnya memperkuat ketahanan nasional melalui sistem pertahanan hayati (biodefense) serta mendorong kemandirian pangan. 

Dengan langkah ini, Barantin berperan penting dalam menjaga keamanan hayati Indonesia dari ancaman penyakit dan organisme pengganggu tanaman yang berpotensi merugikan sektor pertanian dan perdagangan.

Kolaborasi Intelijen dan Lembaga Logistik Perkuat Sistem Karantina

Dalam memperketat pengawasan komoditas impor, Barantin menggandeng berbagai lembaga strategis, seperti Badan Intelijen Negara (BIN) dan Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI. 

Kolaborasi ini difokuskan pada pengawasan perdagangan daring (online) produk hewan, ikan, tumbuhan, serta benih yang berisiko tinggi membawa Organisme Pengganggu Tanaman Karantina (OPTK).

Kerja sama lintas lembaga tersebut memperkuat sistem karantina di tengah meningkatnya arus barang lintas negara, terutama melalui jalur perdagangan digital. Menurut Abdul Rahman, pengawasan digital sangat penting karena banyak produk impor berisiko tinggi masuk melalui platform daring tanpa melalui pemeriksaan yang ketat.

Selain dengan lembaga intelijen, Barantin juga bersinergi dengan Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo). 

Tujuannya adalah memastikan setiap pengiriman komoditas antarwilayah telah memenuhi persyaratan karantina, termasuk kelengkapan sertifikat kesehatan dari daerah atau negara asal. Sinergi ini menjadi salah satu langkah konkret dalam mewujudkan semangat “Karantina Kuat, Indonesia Maju”.

Tindakan Tegas: Pemusnahan Komoditas Positif Bakteri

Sebagai bentuk ketegasan dalam pelaksanaan tugas, Barantin telah memusnahkan ribuan tanaman cabai dan mentimun yang dinyatakan positif mengandung OPTK jenis bakteri Pseudomonas cichorii. Bakteri tersebut diduga berasal dari benih ilegal impor dari Tiongkok yang masuk melalui Purwakarta, Jawa Barat.

Langkah pemusnahan dilakukan untuk mencegah penyebaran bakteri yang dapat merusak tanaman hortikultura nasional. Abdul Rahman menegaskan bahwa tindakan karantina ini merupakan wujud kehadiran negara dalam melindungi sumber daya hayati nasional. 

“Bila dibiarkan, organisme ini berpotensi menyerang berbagai komoditas penting dan strategis, seperti cabai, mentimun, tomat, kubis, melon, hingga tanaman hortikultura lainnya yang merupakan komoditas ekspor,” katanya.

Tindakan tersebut dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan, yang menegaskan kewenangan pemerintah dalam menjaga keamanan pangan dan ekosistem nasional. 

Melalui langkah ini, pemerintah menunjukkan keseriusannya dalam menindak setiap upaya pelanggaran impor yang dapat mengancam stabilitas pertanian dan ekonomi nasional.

Efisiensi Logistik dan Ketahanan Nasional Jadi Prioritas

Selain menjaga keamanan biologis, peningkatan pengawasan juga diharapkan dapat menciptakan efisiensi dalam rantai pasok logistik nasional. 

Dengan proses pemeriksaan yang lebih cepat dan sistem digitalisasi karantina yang semakin optimal, Barantin berupaya menurunkan biaya distribusi komoditas serta mempercepat waktu pengiriman antarwilayah.

Langkah ini diharapkan tidak hanya menjaga keamanan pangan, tetapi juga mendukung target pemerintah dalam meningkatkan daya saing ekspor. Penguatan sistem karantina dan pengawasan impor akan menciptakan standar kualitas yang lebih tinggi, sehingga komoditas Indonesia mampu menembus pasar global dengan lebih baik.

Selain itu, sinergi antara lembaga karantina, intelijen, dan sektor logistik juga berperan penting dalam membangun kepercayaan internasional terhadap sistem keamanan pangan Indonesia. 

Dengan pengawasan yang ketat dan sistem yang efisien, Indonesia diharapkan dapat menjadi contoh negara dengan sistem pertahanan hayati yang kuat di kawasan Asia Tenggara.

Melalui berbagai langkah strategis tersebut, Barantin tidak hanya menjaga keamanan hayati nasional, tetapi juga memperkuat fondasi kemandirian ekonomi dan ketahanan pangan Indonesia dalam menghadapi tantangan global di masa mendatang.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index