JAKARTA - Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon menegaskan bahwa revitalisasi kawasan cagar budaya di Jambi menjadi salah satu fokus utama pemerintah dalam upaya pelestarian dan pengembangan kebudayaan nasional.
Menurutnya, pengembangan situs bersejarah di Jambi, khususnya di kawasan Candi Muaro Jambi (KCMJ), akan menjadi tonggak penting dalam memperkuat identitas kebudayaan bangsa serta meningkatkan daya tarik wisata budaya.
“Kita memang akan fokus untuk Jambi, terutama di dalam finalisasi, revitalisasi dari cagar budaya yang ada di Jambi dan juga museumnya,” kata Fadli saat menghadiri gelaran Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) 2025 di Jakarta.
Ia menyampaikan bahwa pembangunan museum di Kawasan Candi Muaro Jambi ditargetkan dapat rampung tahun ini. “Mudah-mudahan museum bisa kita tuntaskan pada tahun ini, next step awal untuk provinsi yang lain dan lain-lain,” jelasnya.
Revitalisasi kawasan tersebut diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi sektor pariwisata dan perekonomian masyarakat sekitar.
Dengan pengembangan yang terarah, Muaro Jambi diharapkan menjadi ikon kebudayaan yang tidak hanya dikenal secara nasional, tetapi juga menarik perhatian wisatawan mancanegara. “Muaro Jambi ini akan menjadi satu situs yang terkenal, maka semakin banyak didatangi masyarakat Indonesia,” tambah Fadli.
Pelestarian Nilai Budaya dan Keterlibatan Masyarakat Lokal
Revitalisasi kawasan Candi Muaro Jambi tidak hanya berfokus pada pembangunan infrastruktur, tetapi juga pada pelestarian nilai budaya dan pemberdayaan masyarakat sekitar.
Pemerintah mendorong agar proses revitalisasi dilakukan dengan konsep harmonisasi antara keaslian cagar budaya dan ekosistem alam yang telah terbentuk selama berabad-abad.
Kementerian Kebudayaan juga melibatkan masyarakat delapan desa di sekitar kawasan KCMJ untuk ikut aktif dalam upaya pemajuan kebudayaan. Hal ini dilakukan agar masyarakat tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga menjadi bagian dari proses pelestarian dan pengelolaan situs bersejarah tersebut.
Direktur Jenderal Perlindungan Kebudayaan dan Tradisi, Restu Gunawan, menjelaskan bahwa KCMJ memiliki nilai yang sangat kaya, baik dari sisi arkeologi maupun kebudayaan. “KCMJ merupakan situs bersejarah yang tidak hanya memiliki nilai arkeologi, tetapi juga nilai budaya yang tinggi,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa KCMJ memiliki keunikan tersendiri karena mampu menggerakkan masyarakat di sekitarnya untuk bekerja sama dalam menjaga dan mengembangkan potensi kawasan tersebut secara bergotong royong.
Kompleks Cagar Budaya Muaro Jambi sendiri terletak di Kecamatan Maro Sebo, sekitar 26 kilometer dari Kota Jambi. Dibutuhkan waktu sekitar 40 menit dari Sengeti, ibu kota Kabupaten Muaro Jambi, untuk mencapai kompleks candi seluas 3.981 hektare tersebut.
Fokus Revitalisasi pada Pembangunan dan Penggalian Sejarah
Program revitalisasi kawasan Muaro Jambi difokuskan pada dua aspek utama, yaitu pembangunan fisik dan penggalian nilai sejarah peradaban masa lampau. Langkah ini diambil agar warisan budaya yang tersimpan di dalamnya dapat dikenali oleh generasi saat ini dan dijaga keberlanjutannya untuk masa depan.
Pekerjaan revitalisasi mencakup pemugaran pada empat candi utama, yaitu Candi Kotomahligai, Candi Parit Duku, Menapo Alun-Alun, dan Candi Sialang. Selain itu, optimalisasi juga dilakukan di beberapa kawasan yang telah dikenal masyarakat luas, seperti Candi Gumpung, Kedaton, dan Candi Kembar Batu.
Tidak hanya memperindah kawasan, revitalisasi ini juga mencakup kegiatan ekskavasi untuk menggali kembali simbol-simbol peradaban lama yang mengandung nilai sejarah, budaya, dan keagamaan.
Upaya tersebut juga bertujuan agar generasi muda dapat mengenali akar kebudayaan bangsa dan memahami perjalanan panjang peradaban Indonesia.
Museum Cagar Budaya Sebagai Pusat Pengetahuan Sejarah
Sebagai bagian dari proyek revitalisasi, pemerintah tengah membangun Museum Cagar Budaya Muaro Jambi.
Museum ini akan menjadi wadah penyimpanan dan edukasi bagi berbagai artefak sejarah yang ditemukan di kawasan tersebut, termasuk serpihan arca, makara, dan peninggalan purbakala lainnya yang berasal dari masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya.
Fadli menjelaskan bahwa keberadaan museum ini akan menjadi pelengkap dalam upaya memperkenalkan kebudayaan Jambi kepada masyarakat luas. Museum diharapkan tidak hanya menjadi tempat penyimpanan benda bersejarah, tetapi juga ruang pembelajaran interaktif bagi pelajar, peneliti, dan wisatawan.
Dengan adanya museum tersebut, Kawasan Candi Muaro Jambi diharapkan menjadi pusat wisata budaya dan pendidikan yang menarik. Revitalisasi ini tidak sekadar melestarikan bangunan bersejarah, tetapi juga menanamkan kesadaran generasi muda akan pentingnya menjaga warisan leluhur.
“Revitalisasi Muaro Jambi akan memperkuat identitas kebudayaan Indonesia sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat sekitar,” tutur Fadli.
Pemerintah optimistis, langkah ini akan menjadikan Candi Muaro Jambi sebagai salah satu pusat kebudayaan nasional yang membanggakan, sekaligus destinasi unggulan di tingkat dunia.